Isnin, 5 April 2021

Once Upon a Time in Japan

 Once Upon a time in Japan


 

Hidoyoshi Toyotomi -Samurai Tanpa Pedang

Hideyoshi adalah pemimpin yang menakjubkan - dan paling luar biasa - dalam sejarah Jepun.


Ia lahir pada tahun 1536 dari sebuah keluarga miskin di Nagoya. Dilihat dari asal-muasalnya yang sederhana,orang sama sekali tidak menyangka ia akan menjadi terkemuka.Hideyoshi bertubuh pendek,tidak tangkas, tidak berpendidikan, dan berwajah jelek. Daun telinganya besar,matanya dalam, tubuhnya kecil, dan wajahnya merah dan keriput ('sekeriput epal kering'),membuat dia kelihatan seperti kera,sehingga orang memberinya julukan 'Monyet' seumur hidupnya.


Hideyoshi lahir pada kemuncak zaman kekacauan Jepun,zaman perang antara kabilah, ketika kemampuan bertarung atau dunia kependekaran menjadi satu-satunya cara bagi rakyat jelata yang mahu melarikan diri dari kehidupan banting tulang sebagai petani.Perawakan Hideyoshi yang hanya setinggi 150 sentimeter dan berat badan lima puluh kilogram serta kelihatan bongkok menutup peluang untuk menjadi seorang ahli tentera.Namun ternyata kenyataan ini meleset sama sekali malah ia berjaya menapak ke puncak kekuasaan,sekaligus menyatukan negeri yang sudah tercabik-cabik akibat perang saudara selama lebih seratus tahun.Bagaimana ini boleh berlaku atau kalau menurut bahasa orang Indonesia,bagaimana bisa?


Berbekal kemauan semangat sekeras batu, otak setajam mata pedang,semangat yang tidak kunjung padam, dan wawasan mendalam tentang manusia membuat Hideyoshi mampu “membuat orang-orang yang meragukannya menjadi pengikut setia, pesaing menjadi sahabat, dan lawan menajdi kawan.”1 Walaupun tidak memiliki kemampuan bela diri serta keadaan fizikalnya yang serba kekurangan, sang 'samurai tanpa pedang'  mempunyai satu kelebihan iaitu kemahiran bernegosiasi yang menakjubkan .Ia menggunakan kelebihan ini sebaik mungkin dan akhirnya dia telah berjaya menggungguli para   pesaingnya dan menjadi penguasa seluruh Jepun.



Dalam lingkungan masyarakat yang mementingkan kasta dan melarang keras penyatuan kelas sosial,Hideyoshi menjadi pahlawan dikalangan rakyat jelata dan dia dijadikan simbol tentang bagaimana seorang yang miskin papa boleh menjadi seorang yang kaya raya dan berkuasa.


Pada tahun 1590 Hideyoshi telah menjadi pemimpin tertinggi negara. Ia dinobatkan sebagai wakil kaisar oleh Kaisar Go Yozei dan menikmati kekuasaan bagaikan raja. Kaisar memberinya nama keluarga (nama belakang) Toyotomi,yang bermaksud 'menteri yang dermawan.'


Masa pemerintahan Hideyoshi juga tidak luput dari lembaran hitam,tapi pencapaiannya yang mengkagumkan melebihi kegagalannya  dan legendanya terus bergema,bahkan setelah kematiannya pada tahun 1598.




Kisah-kisah hidupnya yang dramatik dinukilkan dengan terperinci,terkadang berlebihan dalam buku “Taikoki”, sebuah biografi rasmi yang terbit pada tahun 1625.


Sampai hari ini, lebih empat ratus tahun setelah kematiannya,semua anak sekolah di Jepun mengenal nama Hideyoshi, sementara tak terhitung jumlah biografi,novel,drama,dan filem-bahlan video game menceritakan kembali kisahnya atau menampilkan karakternya.


Sejarah Singkat Samurai


Asal-muasal kaum samurai dimulai dalm keluarga Yamato,yang muncul sebagai suku terkuat di Jepun pada abad ketujuh Masehi. Kata “samurai” bererti 'orang yang melayani' dan diberikan kepada mereka yang lahir di keluarga terhormat dan ditugaskan untuk menjaga anggota keluarga Kekaisaran.Falsafah pengabdian ini adalah prinsip hidup bagi kaum samurai,baik dalam kehidupan bersosial maupun spiritual.


Akhirnya,keluarga Yamato gagal mempertahankan kuasa pemerintahan berpusatnya dan mulai mengagih-agihkan tugas ketenteraan,pentadbiran dan pengutipan cukai kepada para pesaingnya yang berfungsi sebagai Gabenor. Saat Yamato dan pemerintahan Kekaisaran semakin lemah,gabenor-gabenor tempatan semakin kuat. Akhirnya ada dikalangan gabenor memberontak dan menjadi daimyo,atau penguasa feudal yang menguasai wilayah tertentu yang bebas dari pemerintahan pusat.Pada tahun 1185,Minamoto no Yoritomo,seorang panglima perang dari walayah timur dan masih mempunyai hubungan darah dengan keluarga kaisar,membangun pemerintahan ketenteraan negara yang pertama, dan Jepun memasuki era feudal (1185-1867).Negara itu berada di bawah pemerintahan tentera selama hampir tujuh ratus tahun.


Kestabilan negara yang dirintis Minamoto pada tahun 1185 tidak bertahan lama.Penguasa-penguasa tentera datang dan pergi silih berganti dan pada tahun 1467 pemerintahahn tentera runtuh yang menyebabkan Jepun terjebak kekancah kekacauan.Maka bermula perang antara-Klan,abad berdarah ketika para panglima perang lokal saling bertarung untuk melindungi daerah kekuasaan.Mereka berusaha mengalahkan para pesaing dengan menggunakan pembunuhan,penggabungan politik,pernikahan antara-klan,saling mengambil anak angkat dan perang secara terbuka.Sekutu antara para panglima perang selalu berubah-ubah dan bukan menjadi hal yang aneh bagi seorang daimyo membunuh saudara atau bahkan orang tua sendiri.


Ketika memasuki Zaman Perang antara klan,istilah samurai telah berubah menjadi tentera negara,perwira penjaga perdamaian dan perajurit profesional:pendeknya,hampir siapa saja yang membawa pedang dan melakukan kekerasan.


Meskipun Zaman Perang Antara klan membawa kekacauan,kekuasaan masih utuh dalam struktur era feudal Jepun.Kaisar adalah penguasa tertinggi dan semua orang harus patuh dan tundu .kepadanya.Namun fungsinya hanya berupa simbol;kekuasaan kaisar sebenarnya hanya terbatas kepada penganugerahan gelaran rasmi terutana gelaran Shogun. Kaisar sangat bergantung pada daimyo untuk membiayai anggaran istananya dan tidak terlibat langsung dalam urusan negara.


Kelas sosial dibawah kaisar adalah kaum bangsawan,termasuk para pangeran,putri dan bawahan yang memiliki hubungan darah dengan kaisar.Mereka juga tidak terlibat dalam urusan negara dan bergantung pada warisan serta upti dari para daimyo untuk membiayai rumah tangga mereka.Hireki seterusnya ialah Kelompok Shogun,namun kaum bangsawan dan kaisar tidak memiliki autoriti secara langsung terhadapnya.Shogun adalah pemegang komando tentera tertinggi dan dapat disamakan dengan Presiden atau Perdana Menteri.Ia membuat keputusan administratif sehari-hari yang diperlukan dalam mentadbir negara.Punca utama Jepun terjebak ke dalam kancah Peperangan antara-klan ialah ketiadaan Shogun yang benar-benar mempunyai autoriti.Tujuan utama para panglima pada zaman tersebut seperti Oda Nobunaga,ketua kepada Hideyoshi,ialah untuk sampai ke Kyoto dan ditabal sebagai Shogun oleh Kaisar dan kemudiannya menyatukan negeri.


Paglima perang atau Daimyo,berada pada urutan berikutnya.Daimyo terdiri dari panglima-panglima handal yang menguasai kerajaan-kerajaan kecil,bekas gebenur-gebenur yang tidak mahu tunduk pada pemerintah pusat dan memerintah daerah mereka sendiri sepenuhnya,lainnya ialah bekas pengikut yang menggulingkan gabenur mereka yang lemah.Para Daimyo menjaga kota yang tumbuh disekitar istana mereka dan mengutip cukai dari dari penduduk atau petani.Samurai yang bekerja dibawah Daimyo menduduki tingkat sosial yang berikutnya.Orang-orang yang terbaik di kelompok kesatria abad pertengahan Jepun ini sangat setia pada ketua mereka dan menjunjung tinggi nilai Bushido (biasanya diterjemahkan sebagai 'semboyan kaum kesatria' atau 'jalan panglima')samurai yang terburuk tidak jauh bezanya dengan gelendangan pasar.


Lapisan kelas sosial di bawah samurai adalah ronin, atau samurai tanpa majikan.Ronin dilahirkan dalam keluarga samurai yang kurang berada atau menjadi penganggur kerana majikan mereka telah jatuh bengkrap atau kalah dalam perang.Kaum ronin terdiri dari pejuang yang jujur dan ada juga yang  memilih jalan yang salah menjadi perompak.Mereka adalah golongan sosial paling rendah yang berhak menyandang nama keluarga,sebuah kehormatan yang membezakan mereka dari rakyat jelata.


Dibawah ronin terdapat penduduk kota seperti penenun, tukang kayu dan petani.Mereka merupakan masyarakat kelas pekerja yang merupakan majoriti dari seluruh penduduk Jepun. Mereka tidak bergelar dan hanya menyandang satu nama (nama pertama). Mereka juga satu-satunya masyarakat yang dikenakan cukai.


Daripada lapisan-lapisan kelas sosial ini, kaum samurai muncul sebagai watak utama yang mewarnai sejarah Jepun. Namun peranan samurai berubah secara drastik setelah kematian Hideyoshi. Bila Jepun berada di fasa kedamaian, peranan mereka sebagai perajurit profesional mulsi lenyap, dan mereka beralih dari ilmu bela diri kepada pengajaran dan pengembangan spiritual dan kesenian. Pada tahun 1867, kelas perajurit ditiadakan dan sesiapa yang didapati memiliki pedang dikira melanggar undang-undang sivil.Golongan samurai telah berubah menjadi apa yang dicontohkan oleh Hideyoshi hampir tiga ratus tahun sebelumnya sebagai samurai tanpa pedang.



Khamis, 26 November 2020

Once upon a time in Tongod

 kisah benar yang berlaku di Tongod pada tahun 1950han, bagaimana pihak british menyelesaikan perbalahan antara dua suku masa itu, sekadar menghimbau kisah masa lalu dinegeri kita


 Penyelesaian perbalahan antara dua puak.


Kira kira tujuh puluh lebih tahun dahulu, suku Rumanau Alab dan Mangkahak, yang tinggal di tebing sungai Kinabatangan, berlaku insiden potong kepala antara dua kampung tersebut. 

Bila keadaan reda, suku Rumanau dikatakan telah memotong tiga kepala, dan suku Mangkahak hanya satu. 

Beberapa tahun kemudian, satu perjanjian telah dibuat dimana kedua dua pihak bersetuju untuk membayar bangun(pampasan), maka selesailah perbalahan antara mereka.

 Kedua- dua suku telah berjumpa di satu tempat yang dipersetujui. Suku Rumanau telah membayar 'bangun' mereka kemudian diikuti dengan bacaan mentera. Batu sumpah telah dibina sebagai bukti. Berpandukan kepada hukum adat mereka, perjumpaan kedua akan diadakan berhampiran dengan negeri suku Mangkahak, dimana giliran suku Mangkahak akan membayar pula pampasan mereka, dan akan diikuti dengan bacaan mentera.


 Malangnya perjumpaan kedua itu tidak dapat dilakukan kerana wabak penyakit malaria telah melanda suku Mangkahak,yang telah membunuh lebih separuh dari suku Mangkahak.


Masa terus berlalu dan peristiwa itu semakin dilupai, sehingga pada suatu petang di tahun 1951, Gabenor pada masa itu telah melawat daerah  Kinabatangan dan satu majlis dibuat untuk meraikan kedatangannya disatu tempat disatu tempat dipanggil Lamag.


 Dipenghujung majlis itu, seorang dari suku Mangkahak, yang kelihatan mabuk dek kerana terlalu banyak meminum tapai, telah dipelawa untuk duduk bersama dengan suku Rumanau untuk minum bersama. Dia dengan spontan berkata, tiada siapa yang boleh menyuruhnya minum, kerana katanya mereka, suku Rumanau telah membunuh bapanya. Salah seorang ketua suku terdengar apa yang dia katakan itu, lalu mencelah dengan mengatakan, kalau itulah yang dirasakan oleh suku Mangkahak, maka suku Rumanau akan menuntut pampasan yang dipanggil 'bangun' , yang sudah lama mereka lupakan.


Setahun selepasitu...


 Setahun selepas itu, suku Rumanau telah membuat tuntutan rasmi keatas "bangun" yang masih belum ditunai oleh suku Mangkahak, melalui ADO masa itu. 


Satu usaha telah dibuat untuk membawa kedua suku itu kemeja perbicaraan, pada bulan Februari,1953.


 Tapi selepas perbicaraan yang berlangsung selama sepuluh hari, suku Mangkahak memohon untuk ditangguhkan perbicaraan ke hari Tamu Tahunan di Tongod, pada 2hb Mei. 


Beberapa ketua suku Mangkahak agak lewat tiba ke tamu berkenaan, tapi sampai juga pada keesokan harinya. Perbicaraan bermula pada jam 1.30 petang dan berlangsung selama tiga jam. Menurut catatan Gabenor, dia telah menjalankan perbicaraan itu bersama dengan ADO serta dibantu oleh dua panglima dan sebelas ketua kampung sebagai penasihat dan sebagai saksi.


Terdapat seramai lebih dua ratus penduduk kampung turut sama mendengar perbicaraan itu, dan mereka mengikuti perbicaraan dengan tekun dan tidak membuat bising semasa perbicaraan berlangsung.


Saya (Gabenor) memulakan perbicaraan dengan bertanya kepada suku Mangkahak, sekiranya mereka bersetuju untuk membayar pampasan seperti yang di minta oleh suku Rumanau, dengan tegas mereka katakan bahawa mereka tidak akan membayaf apa-apapun!


Atas dasar kerana, suku Rumanau telah membunuh tiga orang mereka, sedangkan mereka hanya membunuh seorang saja suku Rumanau.


Satu perdebatan yang panjang dan hangat berlangsung termasuk berapa sebenarnya 'bangun' yang telah dibayar ditambah, dan suku Mangkahak dengan mengemukakan beberapa hujah atas dasar apa mereka tidak perlu membayar sebarang pampasan. 


Akhirnya suku Mangkahak bersetuju untuk membayar sogit saja sebagai ganti pampasan, tapi tidak diterima oleh suku Rumanau. 


Semua cerita masa kejadian itu, telah diturunkan dari bapa kepada anak dan tentunya banyak tokok tambah.


Cuma terdapat seorang saja yang hadir masa masa perbicaraan itu yang sempat menyaksikan acara batu sumpah yang pertama, dan masa itu dia masih lagi seorang budak yang kecil.


 Suku rumanau mendakwa bahawa, ..the score was three..dalam catatan british...maksudnya jumlah yang dibunuh adalah sama, iaitu tiga orang juga, kerana menurut suku Mangkahak telah meracun dua orang Rumanau masa itu, dan mati dalam perjalanan mereka pulang.


 Selepas melalui beberapa perbincangan, suku Rumanau bersetuju untuk mengurangkan tuntutan mereka kepada separuh, dan berikut adalah senarai terakhir yang perlu dibayar;

Agong Tawag-tawag         5

Tampayan sabar lama      2

Tampayan sampa              1

Tampayan sabar Bahru    1

Tampayan Kalagiowan     1

Tampayan Tamau              1

Tampayan Kalagiowan Merah 1

Tampayan Angom-angom 1

Tampayan Limbatan           1

Agong China                          1

Bukak Litukan                       1

Sumpitan                                1

Gayang                                   1

Keris                                        1

Badong(parang suluk)        1

Garunsing                              1

Kuali                                        1


Suku Mangkahak kembali lagi ke persoalan awal, sekiranya mereka perlu juga membayar, mereka juga mahu menuntut 'bangun' dari suku Rumanau kerana mereka kehilangan lebih banyak nyawa dari suku Rumanau.


Maka pada masa itulah Gabenor menggunakan kebijaksanaanya, kerana tiada penghujungnya.


Saya lalu berkata kepada mereka, saya tidak percaya kedua-dua pihak dan mereka2 cerita untuk mendapat sebanyak mungkin hasil dari perbicaraan hari ini. Kenyatan Gabenor ini menimbulkan bantahan yang hangat dari kedua belah pihak, lalu meminta satu upacara mengikut adat masing2 tuk mengetahui siapakah yang bercakap benar diantara mereka.


 Upacara atau ujian itu dipanggil sebagai "batugi", dimana seorang lelaki dari setiap suku merendam tangannya kedalam tempayan berisi air panas yang telah dijampi. Siapa yang tangannya tidak melecur selepas mengeluarkan tangannya dari tempayan itu, maka suku merekalah berkata benar. Adakah tuan Gabenor bersetuju dengan cara ini,


 Walaupun ada doktor bersama saya ketika itu, saya tidak bersetuju, selepas beberapa perbincanhan, mereka mencadangkan satu lagi ujian, yang saya rasa berkesan yang dipanggil sebagai "bolodop"


Ujian ini ialah dua wakil suku masing2 menyelam kedalam air, siapa yang keluar dulu dari selaman, dikira sebagai tidak bercakap benar.


Saya menjangkakan satu2nya alasan kenapa susah untuk mencapai kata sepakat ialah mengenai berapa ramaikah dikedua belah pihak yg mereka bunuh. Saya bertanya kepada mereka, adakah mereka bersetuju dengan ujian ini dan membayar "bangun" dan diikuti dengan upacara batu sumpah , mereka bersetuju.


Sayapun memberi ketegasan, siapa yang tidak hadir dalam upacara "bolodop" ini tepat pada jam enam pagi esoknya, dianggap sebagai mengaku kalah, mereka bersetuju dan bersurai


 Tepat pada jam enam keesokan harinya, ketua suku Mangkahak datang berjumpa saya dan mengatakan bahawa mereka telah berbincang pada sebelah malamnya, bersetuju untuk membayar "bangun" kepada suku Rumanau yang akan diserahkan semasa "Penungah Tamu" pada bulan Julai. Setengah jam selepas itu, kamipun pergi ke tempat upacara batu sumpah diadakan, dua batu jauhnya ke ulu sungai. Tempat itu dibersihkan agar kelihatan dari sungai. Kayu bulian dipacakkan, dengan dua batu diletakkan berhampiran masing2 oleh wakil dari kedua2 suku itu. 


Suasana di Tongod masatu agak tegang tetapi semakin reda dipenghujungnya.


 Terdapat seramai lima belas pemuda dari kedua2 suku pada upacaea batu sumpah itu. Setiap suku bersumpah bahawa;

- Tidak akan bergaduh lagi

- Tidak akan menimbulkan hal "bangun" itu lagi

- Tidak akan membawa sebarang perbalahan antara kedua suku samada secara lisan atau apa cara lain

- Dan tidak ada sebarang halangan diantara mereka dan kahwin sesama mereka adalah digalakkan

- Mana2 suku yang melawat ke kampung masing2, hendaklah dilayan seperti saudara mereka

- MENUMPAHKAN TAAT SETIA KEPADA QUEEN DAN KERAJAANNYA


 Kedua-dua belah pihak akhirnya benar2 patuh dan akur dengan apa yang telah dipersetujui. Setiap daripada mereka menyembelih seekor ayam diatas kayu bulian itu dengan memotong leher ayam berkenaan dan darah ayam itu disapukan pada kayu , dan meninggalkannya pada kayu bulian itu.


Selepas upacara sumpah itu, mereka saling berjabat tangan, dan juga berjabat tangan dengan saya, selaku saksi. 

Saya merasakan mereka benar2 jujur dalam perdamaian antara mereka dan membuang jauh permusuhan mereka sejak berpuluh tahun.


Mereka kelihatan gembira sambil ketawa, sayapun balik semula ke Sandakan, dan mereka balik ke Tongod dan minum tapai bersama-sama.

TAMAT


R.H.W Beresford-peirse

(District Office,Sandakan)

1954.Royal Asiatic Soceity

Sabtu, 27 Jun 2020


Kuasa Tempatan dan hubungannya dengan kes tuntutan Sabah

Pada 22 jun,1963, kerajaan British telah bersetuju dengan cadangan kerajaan Filipina untuk membincangkan isu keselamatan di asia Tenggara khususnya berkenaan isu tuntutan Filipina ke  atas Sabah. Pihak Filipina meminta agar perbincangan berasaskan dua faktor, pertama fakta sejarah dan kedua, isu perundangan fakta sejarah berkenaan.

Fakta sejarah bermula dengan isu perjanjian 1878 dimana sultan Jamalul Alam menandatangani perjanjian berkenaan, yang menurut pengkaji sejarah adalah draf yg telah dibuat oleh Oberbeck.

Oberbeck maklum bahawa Sultan Jamalul Azam akan menandatangani perjanjian berkenaan kerana dia tahu Sultan Brunei lebih awal menyerahkan seluruh Borneo Utara dalam perjanjian pada bulan Dis 1877, sebulan lebih awal. Dalam masa yang sama Sultan Jamalul Azam mahu bebas dari cengkaman Spanyol yang mahu menakluk Sulu.

Terdapat beberapa perjanjian antara Sultan Sulu dengan pihak Spanyol antaranya tahun 1836,1851 dan 1878 yang menguatkan hujah bahawa Spanyol lebih berhak keatas Kerajaan Sulu dan wilayah dibawah kuasaannya.

Pihak British melalui strategi “indirect rulenya “ masatu tidak mengaku kalah untuk mendapatkan Borneo Utara, maka termaktubnya Piagam Diraja British 1881 yang  mengesahkan Charterd Company mempunyai hak kedaulatan ke atas Borneo Utara. Inipun masih dibantah oleh Spanyol.

Antara hujah pihak Spanyol, mengatakan pihak British tidak mempunyai hak untuk memberi kuasa kepada Charterd Company untuk mentadbir dan menguasai Borneo Utara, kerana selama ini Sultan Brunei dan Sultan Sulu, sejak beberapa generasi sudahpun mempunyai beberapa triti keselamatan dan Perdagangan dengan kuasa kuasa luar termasuk Spanyol. Pihak Spanyol mencabar soal kedaulatan British.

British North Borneo Company diujudkan melalui tiga Piagam;
1.Perjanjian dis 1877 antara Oberbeçk dengan Sultan Brunei
2.Perjanjian Jan 1878 antara Oberbeck dengan Sultan Sulu
3.Piagam DiRaja Kerajaan British 1881

Pihak Kerajaan British, melalui beberapa koresponden antara Kerajaan British dan Spanyol, dan yang lebih kuat melalui ucapan Perdana Menterinya dalam dewan parlimen  British selepas piagam Diraja 1881, antara kenyataannya yang menarik perhatian bila dia mengataka  bahawa;

Kuasa yang diperolehi oleh British North Borneo Company(syarikat Bersekutu Borneo Utara) bukanlah semata-mata dari kerajaan British, TAPI DARI HAK KEDAULATAN KETUA ANAK NEGERI , yang sepanjang pengetahuan kerajaan British, dia mempunyai tanggung jawab yang lebih besar selain melindungi pihak syarikat, iaitu untuk melindungi apa yg dibawah jagaan dan kuasaannya

Berbalik kepasa perkara diatas, apakah yang di maksudkan dengan istilah Ketua Anak Negeri (Native Cheif) diatas. ADAKAH IA MERUJUK KEPADA KEDUA DUA SULTAN BRUNEI DAN SULU, saya rasa tidak kerana pihak kerajaan British cuba untuk mengalih perhatian pihak Spanyol dan kuasa eropah yang lain dari pada tertumpu kepada kuasa kedua Kesultanan ini semata-mata.

Berdasarkan surat dari Sultan Sulu kepada Gabenor General Fililina, selepas perjanjian 1878, seolah mengambarkan Sultan Jamalul Azam tidak punya banyak pilihan dan tertekan untuk menandatangani perjanjian bulan Jan1878 itu. Antara kandungan surat berkenaan mengatakan bahawa, dia mahu agar kepentingannya di Borneo Utara tidak  semata-mata dikuasai oleh Sultan Brunei khasnya disebelah pantai timur.

Isu utama dalam Perjanjian 1878 ialah samada Sultan Jamalul Alam menyerah atau hanya memajak sebahagian wilayah Borneo Utara kepada Oberbeck dan Alfred Dent. Polemik mengenai dua istilah ini masih diperdebat sehingga ke hari ini.

Ada maksud besar kenapa perdana menteri british masatu, guna istilah Native cheif.

Berikut adalah terjemahan manuskrip atau surat watikah Gabenor pertama Borneo Utara, Sir William Hood Treacher; (terjemahan dari tulisan jawi lama tapi tidak lengkap kerana manuskrip agak kabur)


Dlm cop mohor bertulis seri paduka tuan trecer yg memegang perintah negeri sabah.
Al wakil company lnggris


Di bawah..

Hijrah kepada tahun1881

Dan kepada 23 hari bulan november maka bahawasanya itu lah seri paduka tuan trecer, gebnor yg memeggang perturunan kuasa negeri tempasuk. 

Kita memberi kuasa dan keterangan kepada datu rambangan akan menjadi wakil sendiri memigang bicara di dalam negeri tempasuk demikian la adanya.

Pasal bicara subintang..ini tanda keterangan kepada urg tua2 dusun dan jikalau sibintang( mungkin nama krg)
jikalau sibintang tiada dtg bicara dgn saksinya atau...(tidak dpt baca gelap) atau..... datu rambangan...tempasuk dengan.....kerana...rampasan kerbau... dengan pedulikan hakim kerana dia tiada ikut hukum perintah.

#lebih kurang begitu la translatenya lasal byk yg gelap....lati aku moso😀😝

Kandungan dokumen diatas, bertarikh 23hb november 1881, lebih kurang tiga minggu selepas Chartered Company menerima Piagam Diraja dari kerajaan Brirish untuk mentadbir borneo utara. Dokumen ini atau surat kuasa telah diberikan oleh seri paduka tuan Treacher, Gabnor yg memegang pertuturan kuasa negeri Tempasuk kepada Datu Rembangan

Bermakna pihak british mengiktiraf Tempasuk sebagai sebuah entiti atau sebuah wilayah yang tersendiri dan tidak keterlaluan punya kedaulatan.

Apakah maksud kedaulatan disini, terdapat berbagai definisi, secara umum boleh membawa maksud, " hak ekslusif untuk menguasai sepenuhnya sesebuah kawasan pentadbiran,rakyat atau diri sendiri.

Surat kuasa yang diturunkan kuasa kepada Datu Rembanban pada bulan yang sama sebaik saja Piagam DiRaja 1881, bermakna Gabenor Borneo Utara yang pertama masatu, iaitu William Treacher(1881-1887) tidak membuang masa, terus mengurus hal ehwal Tempasuk.
Pihak British tidak mempunyai masalah untuk mendapatkan kuasa kedaulatan dari Sultan Brunei selepas perjanjian 1877, antara Sultan Abd Mumin-Overbeck/Dent, dimana dalam perjanjian itu, sultan Abdul Mumin telah menyerahkan seluruh Borneo Utara dari Sipitang ke Sibuku,disebelah pantai timur.

Tapi wilayah yang sah dan tidak diragui oleh mana-mana kuasa luar hanyalah setakat sempadan tempasuk saja, kerana dari sempadan Tempasuk hinggala ke sebelah pantai timur borneo utara dikuasai pula oleh Sultan Sulu, gara-gara tuntutan lama sejak perang saudara Hakkul Mubin dgn Muhyiddin pada tahun 1660han.

Bayangkan kalaulah, Oberbeck/Dent tidak mendapatkan kuasa dari sultan sulu pada perjanjian Jan 1878, sebulan selepas perjanjian dgn sultan brunei(Dis 1877)
Ada kemungkinan negeri sabah hanya separuh saja keluasannya, kerana disebelah pantai timur, sultan sulu masatu mungkin berubah fikiran dan mahu serah pantai timur sabah kepada pihak Spanyol, bermakna sebelah pantai timur sabah masuk wilayah filipina

Walaupun Sultan Jamalul A'lam, yang jadi sultan sulu masatu, lebih terdedah dgn pengaruh Spanyol yg menguasai filipina, dia lebih memilih untuk menyerahkan pantai Timur Sabah dgn pihak British pula.

Itu sejarah yang biasa suda kita baca, skrg sya mahu bawa semula isu kenapa pula sempadan wilayah sulu itu mula dari sungai Pandasan, kenapa tidak sebut saja mula dari kudat atau sandakan terus ke sibuku.

Ada beberapa kemungkinan, pertama kuasa kesultanan Brunei semakin melemah hingga setakat  pandasan saja, dimana tanah tulin dan kuripan sultan brunei hanya kekal sehingga sejauh sungai pandasan.Maka sultan Sulu tentu akan mengambil kesempatan akan kelemahan ini, untuk melebarkan sempadan perjanjian 1878 itu mula dari pandasan ke sibuku.

Kemungkinan kedua,kerana ada pengaruh tempatan yang mengiktiraf akan kuasa kesultanan sulu masatu, iaitu, kalau kita boleh guna istilah kuasa tempatan atau kerajaan tempatan yg ujud di Pandasan/Tempasuk.

 Soalan seterusnya, apakah ujud kuasa tempatan di tempasuk atau dimana2 wilayah di borneo utara masatu.
Kedua, apakah kepentingan kuasa tempatan dalam menentukan kedaulatan pihak british keatas Sabah atau borneo utara masatu.

Kalau berdasarkan catatan British dan beberapa manuskrip pada tahun 1878 hingga 1881, memang ujud kuasa tempatan disana dibawah ketua Wilayah iaitu Datu Rembangan, sehingga dia dilantik sebagai NC pada tahun 1878/79.

Selepas saja Piagam Diraja British dianugerah kepada Borneo Utara tahun 1881,  tarik tali masih berlaku antara kuasa kuasa besar iaitu Spanyol, British dan Jerman masih berterusan untuk mendapatkan Borneo Utara, maka pada tahun 1885 termeterailah Konvensen Madrid, antara Spanyol, British dan Jerman, dimana Great Britain dan Jerman mengesahkan kedaulatan Spanyol keatas Sulu. Spanyol pun menggunakan konvensen Madrid ini untuk memasukkan pula Borneo Utara sebagai salah satu wilayah dalam jajahannya

Pihak British  membuat tindakan drastik dengan meletakkan pula Borneo Utara sebagai wilayah dibawah perlindungan kerajaan British pada tahun 1888, TANPA pengetahuan sultan Sulu.

Kenapa pihak British, begitu yakin dengan rancangannya untuk mendapatkan Borneo Utara adalah kerana perjanjian dengan sultan Brunei  lebih kukuh berbanding perjanjian dengan sultan Sulu yang tidak tetap pendirian, samada mau bernaung dibawah Spanyol atau British.

Keyakinan British juga semakin kuat bahawa mereka mempunyai hak sovereign atau hak kedaulatan keatas Borneo Utara kerana adanya kuasa tempatan yang menyokong pentadbiran British melalui Chartered Company. Salah satunya ialah kuasa tempatan atau autonomi di Tempasuk dibawah kuasaan Datu Rembangan.

Untuk memahami elok baca mengenai konsep “westphalian sovereignity” , satu konsep mengenai maksud kedaulatan dalam undang-undang antarabangsa yang percaya bahawa setiap negeri, walau sekecil manapun saiz dan jumlah penduduknya, mempunyai hak yang sama dalam konsep kedaulatan sesebuah wilayah. Teori kedaulatan bersifat tradisional dimana pihak luar tidak boleh mencampuri urusan dalaman sesebuah negeri atau wilayah kerana ia mempunyai otonomi untuk menjaga dan mengurus hal ehwal dalaman mereka sendiri dan harus dihormati dan diiktiraf oleh kuasa dari luar.


Kalaulah, satu masa nanti, mungkin bukan masa kita, kerajaan filipina masih mahu membawa kes tuntutan Sabah ke ICJ, dan kerajaan Malaysia pula masa itu, palis palis bersetuju pula. Pandasan akan jadi salah satu hujah kuat bahawa moyang kita sebenarnya telahpun mengiktiraf hak kedaulatan British keatas Borneo Utara dan Britian mempunyai hak pula untuk memasukkan Borneo Utara/Sabah sebagai sebahagian dari Persekutuan Malaysia pada tahun 1963.

Yang kita kena cari sekarang untuk menguatkan fakta bahawa Tempasuk bukan sekadar sebuah pentadbiran yang kecil, tapi sebuah NEGERI TAMPASUK, meminjam istilah Sir William H Treacher yang melantik Rembangan “akan menjadi wakil sendiri memigang bicara di dalam negeri Tempasuk demikianlah adanya”
Wallahualam.
Nukilan :
Roma


Ahad, 22 September 2019


Once upon a time in Kinabatangan - 1883 
 " Udin ! Udin ! saya mati …"

Terjemahan berita dari akhbar North Borneo Herald bertarikh 1 hari bulan Mac,1883 muka surat 3.

FRANK HATTON

Dengan rasa dukacitanya, kami ingin memaklumkan bahawa, melalui edisi kedua akhbar ini , suatu kemalangan yang menyebabkan kematian seorang pegawai muda kompeni yang mempunyai semangat bekerja yang tinggi, yang bernama Encik Frank Hatton.Trajedi malang ini berlaku di Kinabatangan

Selepas kegagalan pertama ekspedisi menyusuri sungai Kinabatangan menuju ke Ulu Segama, satu daerah terletak jauh di pedalaman, tidak membuatkan mendiang Hatton  berputus asa dan berhasrat menggunakan laluan laut untuk mencapai misinya.

Bersama seorang lagi pegawai British, encik Beveridge, dengan sepasukan pembantu dari kalangan penduduk tempatan, mereka selamat tiba di Segama pada 27 hari bulan Februari
Dalam catatan diarinya, Hatton menyifatkan ekspedisi itu sangat teruk dan mencemaskan.

Dia menggalas tugas untuk mengesahkan samada ujudnya galian emas di ulu Segama seperti yang didakwa oleh semua suku kaum di sebelah pantai barat.

Melalui catatan diarinya pada 1 hari bulan Mac, dia memulakan dengan kata-kata, "Setahun yang lalu bertolak dari Sandakan ke Labuk…", itulah antara bait-bait kata terakhir sebelum trajedi malang yang meragut nyawanya pada hari itu, menamatkan buat selama-lamanya segala usaha sepanjang hidupnya didunia ini. 

Dia masih mencatat pada diarinya sehingga jam 3.40 petang, berdasarkan masa yang dicatat pada hari tersebut, mereka sudah berada jauh menyusuri ulu sungai Kinabatangan

Tidak lama kemudian, Hatton ternampak kelibat seekor gajah ditebing sungai, lalu menembak gajah berkenaan dengan menggunakan senapang rifle jenis winchester dan dia berjaya mencederakan gajah itu. 

Gajah yang cedera itu lari masuk kedalam hutan dan Hatton bersama pasukan ekapedisinya mendarat ke tebing sungai dan cuba untuk mengejarnya.

Memandangkan hari semakin gelap mereka terpaksa membatalkan hasrat untuk menangkap gajah berkenaan dan berpatah balik menuju semula ke perahu.

Ketika dalam perjalanan balik meredah hutan, Hatton yang berada di hadapan, tiba-tiba ternampak beberapa ranting pokok menjalar dan menghalang perjalanan mereka. Kehairanan melihat akan kejadian itu,ditambah dengan kepenatan sepanjang ekspedisi, dia cuba untuk mengalihkan ranting pokok itu dengan menggunakan buntut senapangnya. Apa yang terjadi,sebailknya, ranting pokok itu tiba-tiba bergoyang dan mengenai senapang yang masih dipegang oleh Hatton, lalu dengan sendirinya senapang meletup dan peluru menembusi sebelah kanan dadanya.

 " Udin !, Udin !, saya mati !..."

Itulah kata-kata terakhir yang keluar dari mulut Hatton, kemudian rebah dipangkuan salah seorang pembantunya bernama Udin, yang berada dibelakang  ketika kejadian itu.

Dalam tempoh tiga ke empat minit, semuanya berakhir. Encik Beveridge yang masih berada dibelakang menggunakan perahu yang berasingan, kedengaran bunyi tembakan itu, menuju ke tebing sungai dan terus bergegas ke tempat kejadian,tapi Hatton telah menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Trajedi yang malang itu lebih menyedihlan lagi, bila, menurut en Beveridge, beberapa minggu sebelum ekspedisi ke Ulu Segama itu , Frank Hatton kelihatan begitu bersemangat sekali dan ceria kerana dia merancang untuk menamatkan perkhidmatannya di Borneo Dan kembali ke pangkuan keluarganya. 

Encik Hatton yang tiba di Borneo Utara pada bulan October,1881, mempunyai sosok badan yang agak kurus dan rakan-rakan sepejabat melihatnya tidak sesuai berkhidmat di Borneo yang masih mundur, hutan tebal,tiada kemudahan jalan raya dan perlu melalui kesengsaraan hidup bila mengembara jauh ke pedalaman.

Walaupun Hatton nampak kekurangan dari segi fizikal, tapi mempunyai mental yang kuat untuk menghadapi apa juga cabaran yang mungkin membahayakan dirinya demi untuk mencapai misi yang telah ditetapkan. Jiwa yang kental ini memang sedia ada dalam diri mana-mana pegawai British yang berkhidmat dimana-mana saja didunia ini.

Sikap yang ada pada Frank Hatton inilah yang menjadi bekal untuk dirinya berjaya dalam mencapai misinya dengan cemerlang dan selamat dari sebarang bahaya yang dihadapinya. Segala pahit maung yang dia lalui tidak pernah terlintas dalam fikirannya ketika dia mula menerima jawatan sebagai pegawai mineralogi semasa di London.

Hatton, juga, telah menghasilkan suatu kajian dan laporan yang sangat tinggi nilainya berkenaan kemungkinan ujudnya sumber minyak di Sikuati,Kudat.

Dia juga berjaya mengharungi pengembaraan yang mencemaskan dari Sandakan ke sungai Labuk, terus ke Teluk Marudu, dimana dia menjumpai bahan-bahan galian seperti arang batu, tembaga serta alat-alat tradisi yang diperbuat dari tembaga, yang menurut Hatton tempat itu boleh dibangunkan untuk kepentingan pihak kerajaan British.

Dia kemudian telah membuat lawatan singkat ke  Singapura, berehat seketika selepas melalui ekspedisi yang memenatkan meredah hutan, sekembalinya ke Borneo dia terus ke Sandakan bagi meneruskan kerjanya dan ekspedisi kali inilah telah menamatkan riwayat Hatton,seorang pegawai British muda yang berjiwa besar dan begitu dedikasi dengan kerjanya.

Encik Frank Hatton, satu-satunya anak lelaki kepada encik Joseph Hatton, seorang novelist dan wartawan yang terkenal, antara karya utama Joseph Hatton, ialah mengenai kerajaan Charted Company Borneo Utara dalam bukunya berjodol, The New Ceylon. 

Di England, dia di hormati dikalangan ahli pengkaji kimia kerana reputasi dalam kerjanya. Di tempat barunya di Borneo, dia berjaya menambat hati penduduk tempatan yang pernah berkhidmat atau berurusan dengannya, dengan sikapnya yang suka merendah diri dan dedikasi terhadap kerja.

Dia juga telah menghasilkan satu kamus vokabulari yang lengkap dialek bahasa Dusun,salah satu suku kaum di Borneo. Kami percaya pihak kerajaan akan menerbitkan kamus ini untuk rujukan pegawai-pgawai baru yang lain dalam perkhidmatan kerajaan.

Usia encik Hatton dalam lingkungan dua puluh satu atau dua puluh dua tahun. Siapa yang mengenalinya,pasti akan mengagumi akan sikap dan hasil kerja di sepanjang kariernya. 
Sesungguhnya siapa yang dikasihi Tuhan 
akan diambil awal hayatnya.

Editor North Borneo Herald 1883

Isnin, 4 Februari 2019

Katakan tidak kepada imaginasi negatif

Satu sikap negatif yang ada pada diri kita ialah menangguhkan kerja.

Ia berpunca bilamana kita suka mencipta suatu sinario dalam minda kita bahawa apapun yang kita lakukan tidak akan berjaya malah mungkin boleh mendatangkan mudarat yang besar pada diri anda.

Kamu mungkin perlu membuat satu sesi taklimat esok hari. Minda anda mulalah menggambarkan anda mungkin tertinggal nota taklimat, anda mungkin memalukan diri and a kerana taklimat anda itu teruk sangat, dan bos anda akan memarahi anda selama 20minit selepas taklimat dan bermacam-macam lagi yang anda fikirkan.

Semua gambaran itu menakutkan diri anda.

Oleh itu, dibawah, tips bagaimana mengelak imaginasi negatif ini.

Langkah 1: Katakan "TIDAK" kepada kritikan dalaman anda.

Semua gambaran negatif diminda anda berpunca dari kritikan dalaman negatif yang anda cipta sendiri.

Dia akan mengatakan
Kepada anda bahawa anda akan gagal sebab itulah yang anda sering lakukan, atau anda kurang bersedia atau bos anda tidak menyukai taklimat anda itu, dan bermacam-macam lagi.

Jadi, cepat-cepatlah memadam kritikan dalaman anda itu sebaik saja ia muncul dalam minda dan dengan tegas katakan TIDAK!TIDAK!TIDAK!

Dan katakan pada diri anda bahawa aku tidak akan menempuh jalan yang negatif itu.

Tindakan segera anda memadamkan kritikan dalaman itu  dapat menghalang imaginasi negatif menguasi dan melemahkan diri anda Dan anda  akan merasa  lebih rasional menghadapi sebarang tugasan

Langkah 2: Tarik nafas dengan tenang

Berada dalam kedudukan diam seketika,kalau perlu duduk dan lakukan  pernafasan keluar dan masuk dengan panjang dan  tenang, tanpa memikirkan perkara yang lain.

Perbuatan ini akan merehatkan badan dan  menghilang stress. Anda akan dapat memberikan tumpuan terhadap apa yang berlaku "Sekarang" dan tidak terbawa-bawa serta hanyut dalam imaginasi negatif yang mungkin berlaku didepan.

Langkah 3: Lihat kembali kebelakang

Berapa kalikah dimasa lepas, imaginasi negatif yang bermain dalam fikiran anda benar-benar terjadi? Dalam kes saya, tiada langsung dan kalaupun ada amat sedikit.Mungkin juga kenyataan ini benar pada diri anda.

Oleh itu saudara, ingatkan diri anda, sebenarnya, pengalaman di masa lalu menyedarkan diri anda bahawa, ia cuma imaginasi negatif yang tidak pernah terjadi

Selamat bercuti
(Terjemahan Dari Hendrik Positivity blog)

Roma